Jakarta - Awal September 2015 silam setelah kehadiran New Honda Sonic 150R, OTOMOTIF mengadakan komparasi super cub alias bebek super. Sonic saat itu unggul dari sisi desain, performa, handling dan konsumsi bensin dibanding Suzuk i Satria F150. Nah setelah kehadiran All New Suzuki Satria F150 Februari
2016 lalu, bagaimana peta persaingannya? Apakah ada perubahan hasil
jika keduanya kembali diper temukan? Untuk menjawabnya, ini dia
komparasi keduanya. • (otomotifnet.com)
Desain
Desain yang terlihat pada Sonic futuristic ddan dinamis karena banyak lekukan yang berkesan 3D. Garis bodinya konsisten dari depan sampai belakang, sehingga lebih enak dilihat. Desain ini seperti pendahulunya, Sonic RS125 asal Thailand. Makin keren pakai pelek model Y.
Desain yang terlihat pada Sonic futuristic ddan dinamis karena banyak lekukan yang berkesan 3D. Garis bodinya konsisten dari depan sampai belakang, sehingga lebih enak dilihat. Desain ini seperti pendahulunya, Sonic RS125 asal Thailand. Makin keren pakai pelek model Y.
All New Satria juga menawarkan desain yang tajam yang mengesankan kencang dan sporti. Sayang enggak konsisten, karena headlamp malah
sedikit membulat mirip topeng robot, dan lampu rem pun malah membulat,
bahkan di bawahnya ada sayap sepatbor yang berkesan merusak desain. Dari
sisi fungsi sih penting untuk menahan kotoran.
Fitur & Teknologi
Lampu utama Honda Sonic sudah LED, sedang sein dan rem masih bohlam biasa. Panel indikatornya sudah digital, isinya takometer model bar, spidometer, odometer, posisi gigi dan lampu-lampu, sayang tak ada jam dan tripmeter. Sebagai pengaman kontak dibekali shutter key. Peleknya berukuran 1.85x17 dan 2.15x17 dibalut ban 70/90-17 dan 80/90-17.
Lampu utama Honda Sonic sudah LED, sedang sein dan rem masih bohlam biasa. Panel indikatornya sudah digital, isinya takometer model bar, spidometer, odometer, posisi gigi dan lampu-lampu, sayang tak ada jam dan tripmeter. Sebagai pengaman kontak dibekali shutter key. Peleknya berukuran 1.85x17 dan 2.15x17 dibalut ban 70/90-17 dan 80/90-17.
Pengereman depan pakai cakram lebar 296 mm dijepit kaliper 1 piston. Belakang juga cakram 1 piston. Footstep depan
Sonic pakai karet dan tak bisa dilipat. Suspensinya depan teleskopik
khas ayam jago berdiameter as 26 mm. Setang jepit tapi tinggi sehingga
berkendara lebih bersahabat. Sedangkan belakang monosok konvensional,
tanpa link dan enggak bisa disetel.
Suzuki juga membekali All New Satria dengan lampu utama LED. Nah bagian spidometernya keren sudah mengusung full digital dengan sapaan “FU 150 Ready Go” ketika kontak on.
Isinya lebih lengkap, mulai dari takometer yang mencapai 13.000 rpm, di
bawahnya ada spidometer dengan angka berukuran besar yang mudah dibaca.
Selanjutnya ada jam, gear position, fuelmeter, interval penggantian oli, odometer, trip A dan B. Bahkan ada shift light dengan 4 pilihan mode, yang pertama mati, lalu low akan menyala di 4.500 rpm, high menyala di 9.500 dan custom yang bisa diatur sesuai keinginan pengendara mulai dari 3.000 rpm sampai 11.500 rpm.
Suzuki juga melengkapi Satria dengan
bagasi kecil yang cukup untuk menaruh sarung tangan dan lap kecil atau
karcis parkir, sayang engselnya terasa ringkih karena goyang. Peleknya
lebih sempit dari Sonic, depan hanya 1,60x17 dengan ban 70/90-17 dan
belakang 1,85x17 berbalut ban 80/90-17.
Sedang suspensi depan sama model ayam jago dengan diameter as 26 mm. Belakang pun monosok tanpa link dan enggak bisa disetel. Footstep depan logam dan bisa dilipat.
Shutter key Satria juga model
baru, tidak perlu diputar untuk membuka pengunci magnetnya, cukup
ditekan pakai anak kunci, mudah kan! Starter menggunakan one push electric starter, cukup tekan sekali makan dynamo akan berputar sampai mesin menyala.
Dari sisi mesin, Honda pakai konstruksi DOHC 4 klep, namun pakai roller rocker arm sehingga
gesekan lebih rendah. Pasokan bensin sudah injeksi dengan ECU 33 pin
dan pendinginan pakai radiator. Tambahannya berbagai teknologi minim
gesekan, seperti lapisan molibdenum di piston dan offset cylinder.
Sementara Satria pakai teknologi DOHC tipe direct acting valve drive mechanism,
yang mana kem langsung menonjok tapet, karakternya cocok untuk putaran
tinggi. Pasokan bensin sudah injeksi dengan ECU 36 pin. Pendinginan
radiator dan pakai silinder SCEM atau Suzuki Composite Electrochemical Material. Tambahannya ada filter oli ganda.
Riding Position & Handling
Kendati keduanya menganut desain ayam jago dengan setang jepit tinggi, namun riding position sedikit berbeda. Naik Sonic lebih santai karena jok lebih rendah (762 mm) dan footstep pun posisinya lebih ke depan. Sementara Satria berkesan lebih sporti, terasa dari jok lebih tinggi (765 mm) dipadu setang rendah dan footstep lebih mundur.
Kendati keduanya menganut desain ayam jago dengan setang jepit tinggi, namun riding position sedikit berbeda. Naik Sonic lebih santai karena jok lebih rendah (762 mm) dan footstep pun posisinya lebih ke depan. Sementara Satria berkesan lebih sporti, terasa dari jok lebih tinggi (765 mm) dipadu setang rendah dan footstep lebih mundur.
Bagaimana dengan handling? Jika
untuk pemakaian harian, Satria sedikit lebih unggul karena selain lebih
ringan (109 kg) karakter suspensinya juga lebih lembut, terutama
belakang yang empuk banget.
Beda cerita jika digunakan untuk kecepatan tinggi, handling Sonic lebih nikmat karena redaman suspensinya lebih stabil, racikan compression dan rebound yang lebih lambat menunjang manuver kencang, apalagi ukuran pelek lebih lebar, jadi kendati lebar ban sama.
Performa
Satria dengan mesin baru yang diracik mengejar performa tinggi, memang digdaya dari sisi akselerasi dan top speed. Dengan konfigurasi overbore 62 x 48,8 mm, dipadu throttle body 32 mm mesin ini mampu berkitir sampai hampir 13.000 rpm, tepatnya 12.800 rpm, makanya tenaga maksimal on wheel 14,43 dk pun dicapai di 10.900 rpm dan torsi 10,47 Nm di 8.800 rpm, diukur di dynamometer Dynojet 250i milik sportisi Motorsport.
Satria dengan mesin baru yang diracik mengejar performa tinggi, memang digdaya dari sisi akselerasi dan top speed. Dengan konfigurasi overbore 62 x 48,8 mm, dipadu throttle body 32 mm mesin ini mampu berkitir sampai hampir 13.000 rpm, tepatnya 12.800 rpm, makanya tenaga maksimal on wheel 14,43 dk pun dicapai di 10.900 rpm dan torsi 10,47 Nm di 8.800 rpm, diukur di dynamometer Dynojet 250i milik sportisi Motorsport.
Performa tersebut dipadu bobot hanya 109
kg, makanya akselerasi terbilang cepat. Misal mencapai 100 km/jam hanya
perlu waktu 11,1 detik. Sedang jarak 201 meter ditempuh 10,9 detik.
Sedang top speed di spidometer tembus 147 km/jam!
Namun dengan karakter pencapaian peak power serba di putaran atas, jangan heran jika dipakai harian yang sering stop and go jadi geregetan. Lantaran jadi boyo banget
saat putaran mesin di bawah 7.000. Asyiknya tentu jika dipakai di
sirkuit atau ketemu jalan panjang yang bisa main putaran tinggi.
Beda karakter dengan Sonic, yang konfigurasinya hampir square dengan bore x stroke 57,3 x 57,8 mm, dipadu throttle body hanya
30 mm. Putaran maksimal hanya 10.400 rpm, dengan pencapaian tenaga
maksimal 14,18 dk di putaran mesin di 8.950 rpm dan torsi 13,08 Nm di
6.800 rpm.
Dipadu bobot 114 kg, power to weight ratio
Sonic kalah dari Satria, makanya akselerasinya juga sedikit lebih
lambat. Contoh mencapai 100 km/jam butuh 12,5 detik, jarak 201 meter
diraih 11,4 detik. Top speed di spidometer 137 km/jam. Data lengkap silakan simak tabel data test.
Walaupun kalah dalam hal akselerasi,
namun karakter mesin Sonic lebih enak untuk harian, lantaran di 4.000
rpm saja torsinya mencapai 10,5 Nm! Angka itu sudah lebih besar dari
maksimalnya Satria! Makanya untuk harian yang stop and go Sonic gesit banget, buka gas sedikit langsung ngacir tanpa perlu buka gas dalam-dalam atau slip kopling.
Konsumsi Bensin
Menggunakan bensin beroktan 92, keduanya ternyata menawarkan konsumsi bensin yang tak beda jauh. Sonic yang pakai rasio kompresi 11,3:1 mampu menempuh jarak 40 km tiap liternya. Sedang Satria yang pakai rasio kompresi 11,5:1 sedikit lebih boros, 39,7 km/lt.
Menggunakan bensin beroktan 92, keduanya ternyata menawarkan konsumsi bensin yang tak beda jauh. Sonic yang pakai rasio kompresi 11,3:1 mampu menempuh jarak 40 km tiap liternya. Sedang Satria yang pakai rasio kompresi 11,5:1 sedikit lebih boros, 39,7 km/lt.
Harga
Untuk urusan harga, Honda membanderol Sonic versi standar dengan harga Rp 21,35 juta, sedang versi Repsol Rp 21,95 juta OTR Jakarta. Sedang All New Satria versi standar dijual Rp 21,65 juta dan yang tertinggi sama dengan Sonic Repsol, Rp 21,95 juta OTR Jakarta.
Untuk urusan harga, Honda membanderol Sonic versi standar dengan harga Rp 21,35 juta, sedang versi Repsol Rp 21,95 juta OTR Jakarta. Sedang All New Satria versi standar dijual Rp 21,65 juta dan yang tertinggi sama dengan Sonic Repsol, Rp 21,95 juta OTR Jakarta.
Kesimpulan
Kedua motor ini ternyata punya karakter yang berbeda. Dari sisi performa mesin, Satria unggul di putaran atas yang pas untuk di sirkuit atau trek panjang, sedang Sonic dari bawah sudah enak jadi nyaman untuk harian. Dari sisi handling Sonic unggul untuk kecepatan tinggi, sedang Satria lebih enak untuk harian. Konsumsi bensin lebih unggul Sonic, sedang fitur dipegang Satria. Pilihan ada di tangan anda!
Kedua motor ini ternyata punya karakter yang berbeda. Dari sisi performa mesin, Satria unggul di putaran atas yang pas untuk di sirkuit atau trek panjang, sedang Sonic dari bawah sudah enak jadi nyaman untuk harian. Dari sisi handling Sonic unggul untuk kecepatan tinggi, sedang Satria lebih enak untuk harian. Konsumsi bensin lebih unggul Sonic, sedang fitur dipegang Satria. Pilihan ada di tangan anda!
0 Response to "Fakta No Hoaks, Komparasi Honda Sonic 150R Vs Satria FU150 FI"
Post a Comment